Sejarah Nama Pulau Rote
1. Nama
Purba
Sejak
kedatangan Rote Nes di pulau Rote sekitar tahun 400-450 SM, pulau ini disebut dengan
nama Kale. Tidak diketahui arti dari nama ini baik dari segi etimologis,
legenda, maupun dari sejarahnya. Namun sampai sekarang dalam cerita rakyat
orang Rote selalu disebut Lote Daen do
Kale Oen (Tanah Rote dan Air Kale). Istilah Kale pun menjadi nama yang
selalu diidentikan dengan nama Lote yang biasanya digunakan dalam cerita rakyat
seperti dalam kutipan berikut:
Hida bei fan ma dato bei don
ele
‘pada waktu jaman dahulu’
hataholi bei ta Lote ma
andiana bei ta Kale
‘belum ada orang di Rote dan belum ada insan di Kale’
de bei ta loke lae Lote ma
bei ta hule lae Kale
‘sehingga belum disebut Lote
dan belum disapa Kale’.
Dalam
penamaan ini, istilah Lote atau Rote yang menjadi nama pulau sampai sekarang
selalu diceritakan bagaimana nama itu ada, sedangkan Kale telah hilang dalam
legenda dan hanya menjadi pelengkap sinonimi dalam bahasa ritual dan cerita
rakyat yang menyebut adanya nama Rote atau Lote.
2. Nama Adat
Dalam
berbagai cerita ritual, terdapat beberapa nama pulau Rote yang situasional.
Ketika kedatangan nenek moyang pertama orang Rote setelah Rote Nes yaitu Bula
Kai dan Lote Mau serta keturunannya, mereka menyebutnya pulau ini dengan nama Lolo Deo do Tenu Hatu yang artinya pulau yang gelap. Ada juga yang menyebut Nes do Male yang artinya pulau yang kosong atau gersang (Otta, 1990:10).
Ungkapan
nama Lolo Deo atau Tenu Hatu sesuai dengan keadaan pulau
ketika para leluhur tiba di Rote yang masih dalam keadaan gelap gulita pada
malam hari. Selanjutnya Nes atau Male diungkapkan sebagai nama pulau
ketika para leluhur melihat kondisi pulau yang masih kosong (belum berpenghuni)
dan masih gersang pada siang hari.
3. Nama Rote
Portugis
dalam masa kolonialisme tiba di Pulau Timor pada tanggal 7 Juli 1514 dan pertama
kali datang di Pulau Rote pada bulan Februari 1522. Dalam dokumen Portugis pada
abad ke-16 dan ke-17 tercantum nama pulau ini adalah Rotes (Fox, 1996:25). Hal ini sesuai dengan sejarah awal penamaan
pulau yang terdapat dalam beberapa artikel yang menjelaskan awal penamaan pulau
ini berasal dari orang Portugis. Di antaranya F. H. Wetering (1925) menjelaskan
bahwa pulau Rote diberi nama oleh orang Portugis, sebab raja-raja di pulau ini
di bawah pimpinan Rote Mau (yang datang dari Pulau Timor) membawa laporan
kepada orang Portugis yang mendarat di Landu (Pantai Rote). Di sini juga
didirikan sebuah batu yang memuat nama-nama raja Rote yang takluk kepada
Portugis. Oleh karena itu, nama Rote merupakan nama yang berasal dari nama
leluhur Lote Mau. Hal ini didukung oleh De Clerq (1936) bahwa penamaan pulau
Rote berasal dari nama sebuah tempat di pantai utara Rote yang sampai sekarang
bernama Pantei Rote. Selanjutnya De Clerq mengungkapkan berdasarkan cerita dari
masyarakat setempat bahwa di tempat itulah terjadi pendaratan pertama di pulau
ini dan nama pantai itu adalah nama pemimpin dari orang-orang yang mendarat
itu.
Cerita
penamaan versi lain telah diungkapkan oleh Gyanto (1958:80) bahwa pada suatu
hari di Ringgou, ada seorang bernama Rotte berjalan ke tepi pantai kemudian
menemukan sebuah kapal Portugis yang sedang berlabu di pantai itu. Kapten kapal
itu membawa sebuah buku catatan kecil dan sebatang pensil lalu mendekati orang
itu dan bertanya nama pulau ini dalam bahasa Portugis, dan orang itu menyangka
kapten kapal itu menanyakan namanya lalu ia menjawabnya “Rotte”. Dari sinilah
nama Rotte kemudian tersebar sebagai nama pulau ini sampai sekarang.
Artikel
lainnya menjelaskan sebuah data tentang pendaratan orang Portugis di Pulau Rote
yakni pada tanggal 30 April 1522, salah seorang penjelajah dari Italia bernama Antonio
Pigafetta yang bersama-sama dalam rombongan armada Magelheans dengan kapal
Victoria ketika mendarat di Rote, tepatnya di Papela, ia pergi menemui seorang
nelayan dan bertanya dengan bahasa isyarat tentang nama pulau itu dan nelayan
itu menjawab namanya yaitu Rote. Oleh karena itu, pulau ini pun dikenal dengan denga
nama “Rote” (Jacob, 2015).
Gambar 1
Antonio Pigaffeta
|
Gambar 2
Kapal Vicrotia yang
digunakan Magellan dan rombongannya untuk menjelajahi dunia pada tahun
1519-1522
|
Dalam
peta Belanda, mula-mula pulau Rote disebut
Rotthe, yang oleh ahli peta kemudian
dikutip secara salah menjadi Rotto.
Namun dalam salah satu peta dari awal abad ke-17, pulau ini disebut dengan nama
pribumi Noessa Dahena (Nusa Dahena) yang berasal dari dialek Rote bagian timur
secara harafiah berarti ‘Pulau Manusia’ (Fox dalam Lalay dkk, 2016:7).
Gambar 3
Salah satu peta Pulau Rote dalam Arsip Belanda Abad Ke-17
4. Nama
Lote
Istilah
Lote diidentikan dengan kata Rotti. Rupanya istilah Lote merupakan nama pulau
Rote dalam bahasa Rote sedangkan Rotti adalah nama pulau dalam bahasa Belanda.
Jonker (1908:329) menjelaskan arti Lote dalam kamusnya mengungkapkan penggunaan
nama pulau dalam bahasa Rote dan bahasa Belanda. Misalnya disebutkan einland Rotti dalam bahasa Belanda
diartikan sebagai nusa Lote dalam
bahasa Rote; dede’a Lote
diterjemahkan dalam bahasa Belanda disebut de
Rottineesche Taal; dan kokolak Lote
diterjemahkan dalam bahasa Belanda disebut Rottineesch
Spraken.
Berdasarkan
kajian ini, maka dapat dipastikan bahwa istilah Rotti yang digunakan sebagai
indikasi nama pulau Rote merupakan ungkapan dalam bahasa Belanda yang mempunyai
makna sama dengan istilah Lote dalam bahasa Rote yang merujuk pada nama pulau
Rote.
Lote
yang digunakan umum dalam kehidupan masyarakat pribumi hanya berlaku bagi
daerah-daerah yang tidak mengenal bunyi /r/. Sedangkan bagi penduduk yang tidak
mengenal /l/ menggunakan istilah Rote. Memang dalam bahasa Rote sendiri
mengenal adanya variasi fonem antara /l/ dan /r/. Bunyi /l/ digunakan di
sebagian besar daerah di Rote (Dengka, Lelain, Ba’a, Loleh, Korbaffo, Bokai,
Bilba, Diu, Lelenuk, Termanu, Keka dan Talae) sedangkan variasi bunyi /r/
digunakan di Thie, Oenale, Delha, Ringgou, Oepao dan Landu (Ingguoe, 2015:29).
5. Nama
Roti/Rotti
Pada
pertengahan abad ke-17, Persatuan Dagang Hindia Belanda (VOC)
dalam dokumen-dokumennya
menggunakan nama Rotti dengan tiga
ejaan yang berbeda yaitu Rotti, Rotty, dan Rotij. Sebutan resmi ini terus
dipergunakan sampai pada abad ke-20 dan diubah menjadi Roti (Fox, 1996:26).
Nama Roti merupakan perubahan bahasa Melayu
dari Rote suatu perubahan yang
menimbulkan suatu permainan kata yang tidak berarti dan sudah usang dari kata roti, yang kebetulan dalam bahasa Indonesia artinya makanan yang
dibuat dari tepung terigu. Hal ini sesuai dengan Wetering dalam artikel lain juga
mengungkapkan cerita penamaan pulau ini dengan istilah Roti yakni orang-orang
Portugis pada waktu kehabisan tepung untuk membuat roti, mereka meminta makanan
kepada orang Rote sehingga mereka diberikan jagung yang kemudian digiling
menjadi tepung yang cocok untuk dijadikan roti. Oleh karena itu, mereka
kemudian menamakan nama pulau ini Roti (Wetering, 1925).
Dalam
artikel De Clerq (1936) juga menjelaskan bahwa Pelesatan dari nama Rote menjadi
Roti disebabkan oleh pengertian yang salah dari awak kapal yang mendarat di
suatu tempat dekat pantai itu pada pendaratan mereka yang pertama dan
menggunakan nama pantai itu untuk seluruh pulau. Kekeliruan ini diungkapkan De
Clerq sama kasusnya dengan penamaan pulau Sabu yang penduduk asli menamakannya
Hawu yang dalam bahasa Melayu disebut Sabu atau Sawu. Konsep ini menyimpulkan
kesalahan dalam penulisan istilah yang seharusnya Rote ditulis dengan Roti atau
yang seharusnya Hawu ditulis dengan istilah Sawu.
Sebagian
besar dokumen-dokumen dari pemerintah pusat memakai Roti. Nama inilah yang digunakan dalam peta-peta dunia, dan tampak
lebih diterima dalam kalangan yang luas. Penamaan pulau Rote dengan istilah Roti dalam versi lain menurut data De Clercq tahun 1878, bahwa
penamaan pulau Rote sebenarnya berasal dari kata roti dari bahasa Melayu yang berarti
penganan dari tepung terigu.
Berdasarkan
konsep-konsep di atas, maka dalam buku ini dapat menyimpulkan bahwa nama Pulau
Rote secara potensial dapat mencapai sebuah nama resmi yang bervariasi dalam
hal penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.
Istilah
Lote sebagai nama pulau Rote dalam bahasa daerah.
b.
Istilah
Rote sebagai nama pulau Rote dalam bahasa Indonesia.
c.
Istilah
Roti sebagai nama pulau Rote dalam bahasa Belanda dan layak digunakan dalam
dokumen-dokumen internasional.
Dalam
kesimpulan ini dapat dianalisa dalam contoh berikut yang jika diartikan maka
mempunyai satu makna yaitu pulau Rote (dalam bahasa Indonesia).
Nusa Lote Bahasa
Rote
Pulau Rote Bahasa
Indonesia
Einlad op Rotti Bahasa
Belanda
Island of Roti Bahasa
Inggris
Pemberian nama pulau ini, tidak memandang asal muasal istilah dan tidak
membenarkan salah satu konsep tentang penamaan nama pulau Rote tetapi lebih
pada keberterimaan masyarakat tentang nama yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar